RSS

Daily Archives: November 5, 2012

Trus, Gue Harus Bilang Wow gitu?

Dan, sodara-sodara sebangsa setanah air, inilah gejala bahasa ketiga yang kita bahas kali ini selain aliran ciyus miapah dan arti kepo, *drum roll please* yakni kalimat, “Trus, gue harus bilang wow gitu?” Entah mengapa kalo ngomong sederet kalimat itu ada rasa jumawa di dalam dada, berasa di atas angin dibandingkan pihak lain. Eh, bener gak sih pada ngerasa begitu? Jangan-jangan ini hanya perasaanku saja. #eh

Kalau merunut sejarah munculnya kalimat ini seperti memperdebatkan mana yang duluan telur atau ayam. Tapi, setidaknya ada dua “tersangka” biang keladi munculnya kalimat itu ke permukaan. Pertama, iklan provider selular. Si bintang iklan berkata, “Gue musti koprol sambil bilang wow gitu?” pas bintang yang lain ngobrolin kelebihan produk itu. Iklan lebay tapi kreatif dan berhasil menyita perhatian – bahkan kalimatnya aja dipakai sampai sekarang. Sepertinya saya harus menjabat tangan si pembuat script dan tim kreatif iklan itu. Salute bos!

Kedua, tersangka biang kerok kalimat itu adalah sinetron yang tayang di RCTI, mari sebut judul: Yang Masih di Bawah Umur. Jujur, saya gak suka sinetron. Tapi saya punya sumber terpercaya yang mengatakan bahwa kalimat itu berasal dari sinetron itu. Percaya sajalah, wong sumber saya ini tiap hari mantengin sinetron yang sama sekali tidak mencerdaskan bangsa. Kalo memang gejala bahasa itu benar berawal dari sinetron tersebut, saya harus bilang wow ke Mega Emmela, sang penulis skenario.

Dari sisi pilihan kata, kalimat “Trus, gue harus bilang wow gitu?” merupakan pertanyaan retoris. Pertanyaan yang jawabannya sudah terjawab. Intinya sih gue gak peduli lo mau bilang apa, gue biasa-biasa aja tuh, gak kaget (yang biasanya ditandai dengan kata “Wow!”). Selain untuk menunjukkan kondisi sok cool atau ketidakpercayaan kepada lawan bicara, juga merujuk pada posisi pecundang yang masih enggan mengakui kelebihan rivalnya. Hmm..

Trus, kalo uraian mengenai gejala bahasa ini menjadi amat serius dan panjang lebar, dan kalian membaca blog ini dengan saksama, kulo kedah sanjang wow ngoten? hehehehe.. 😉

 
Leave a comment

Posted by on November 5, 2012 in Bicara Bahasa

 

Tags: , , ,

Kepo Arti Kepo

Sudah cukup lama saya penasaran dengan arti (sesungguhnya) kata “kepo”. Itu singkatan, gejala bahasa, atau bahasa ajaib yang tiba-tiba muncul dengan arti kata tertentu? Saya tahunya kepo itu artinya penasaran atau mau tau urusan orang lain. Bisa dikatakan, saya kepo dengan arti kata kepo. Pernah saya iseng bertanya ke teman-teman sekantor, mereka jawab kepo itu dari singkatan “kepergok polisi” – jadi berasa diinterogasi. Tapi, macacih itu artinya?

Akhirnya setelah melakukan riset mendalam mengenai bahasa (halah, lebay!), saya pun akhirnya tahu bahwa kata “kepo” berasal dari dua hal. Pertama, berasal dari kata “kaypoh”, bahasa Hokkien gaul yang artinya ingin tahu atau mencampuri urusan orang lain. Kedua, kepo merupakan akronim dari Knowing Everything in Particular Object. Kalau merunut bentukan kedua, bisa dibilang sejarah kata kepo mirip dengan kata bete yang berasal dari Bad Temper.

Ah, gara-gara kepo akut arti kepo kerjaan gue terbengkalai neehh.. *trus, gue harus bilang wow gitu?* Ini posting yang gak penting. #abaikan.

 
Leave a comment

Posted by on November 5, 2012 in Bicara Bahasa

 

Tags: , , , , , ,

Aliran Cadelisme: Ciyus? Miapah?

Ini entah saya yang makin tua atau anak jaman sekarang makin kreatif bikin bahasa baru. Hampir tiap tahun ada tren bahasa baru. Dulu di jaman saya masih ABG bahasa gaul masih berupa lah, la yauw, atau terakhir sumpeh lo yang bertahan beberapa lama. Tapi kini, tren bahasa gaul hitungannya hanya bulan. Dan, kini ada dua aliran bahasa gaul terbaru, yakni aliran “ciyus, miapah” dan “gue harus bilang wow”.

Di tengah-tengah kesibukan bikin business plan *eh, serius ini*, saya akan menerangkan mengenai gejala bahasa aliran ciyus miapah. Bagi para penikmat blog naningisme yang berada di luar negeri atau kurang paham tren bahasa gaul terkini, saya ingin memberikan penjelasan dan sejarah singkat. Tren bahasa ciyus miapah awalnya berkembang di kalangan kaskuser lalu ke berbagai forum online lainnya. Dari forum online, bahasa ini merambah jejaring social media, seperti twitter, koprol, baru kemudian facebook.

Lalu, bisa ditebak, dari dunia maya bahasa alay ini menuju ke dunia nyata (baca: dipakai dalam bahasa pergaulan sehari-hari, meski baru di kalangan terbatas saja). Bahkan, beberapa iklan televisi pun ikutan menggunakan bahasa alay ini. Sebalnya, iklan provider telepon selular yang saya pakai pun menggunakan gejala bahasa ciyus miapah ini. Cungguh menjengkelkan!

Sebenarnya, agak sulit merumuskan aturan gejala bahasa alay termutakhir ini. Sebab, tak ada prinsip mutlak. Kalau bahasa alay sebelumnya adalah menggunakan angka untuk menggantikan huruf, sekarang lebih merujuk pada bahasa balita yang masih cadel. Huruf S akan dilafalkan menjadi C (“sungguh” menjadi “cungguh”), huruf R menjadi L atau Y (“beneran” menjadi “enelan” atau “serius” menjadi “ciyus”), atau memendekkan beberapa kata (“demi apa” menjadi “miapah”).

Kalau kita ngeh asal-usulnya (bahasa cadelisme), kita pasti bisa menebak arti sesungguhnya “bahasa planet” itu. Dan, inilah daftar arti bahasa alay paling mutakhir:

Ciyus = Serius
Miapah = Demi apa?
Cungguh = Sungguh
Maacih = Terima kasih
Macacih = Masak sih
Macama = Sama-sama
Enelan = Beneran
Cemungudh = Semangat
Unyu = Lucu
Binun = Bingung
Lahacia = Rahasia
Amaca = Ah, masa?
Macapah = Sama siapa?
Cendili = Sendiri
Kiyim = Kirim
Lefo = Lemot info
Ca oong cih = Masa bohong sih
Camplet = Kampret

Kalo ngikut anjuran bang Samsudin Berlian, seorang pemerhati makna kata, dalam rubrik bahasa Kompas, ia mengatakan dalam bahasa yang hidup, kata-kata lahir dan mati seiring dengan perkembangan dunia pemakainya. Kalau memang begitu, sepertinya saya harus bersabar dan menebalkan kuping sebentar. Saya bakal dianggap lebay kalau berani-beraninya nabok si pencipta bahasa cadelisme itu. Biarkan saja. Toh kalau sudah bosan dengan kelucuannya, bahasa cadelisme bakal menghilang dengan sendirinya. Ciyus? Miapah?

 
Leave a comment

Posted by on November 5, 2012 in Bicara Bahasa

 

Tags: , , , , ,