RSS

Tag Archives: Boeing 777

Leaving on the Kopajaplane

Image

Mari kita mulai tulisan di blog ini dengan pelajaran Geografi.

Republik Indonesia merupakan sebuah negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki sekitar 17.508 pulau (menurut buku-buku pelajaran versi Pemerintah). Adapun menurut kitab Wikipedia yang disediakan Eyang Google, Indonesia ‘cuma’ punya 13.487 pulau, dengan 6.000 pulau di antaranya tidak berpenghuni. Meski ada perbedaan angka yang mencapai ribuan, tetap saja membuat Indonesia berhak menyandang gelar sebagai Negara Kepulauan Terbesar di dunia.

Sementara itu, jarak antara Sabang dan Merauke – titik paling barat dan paling timur negeri ini mencapai 5.236 km, lebih jauh dari jarak Boston ke Lisbon melewati Samudera Atlantik. Sedangkan jarak dari Miangas sampai Rote – titik paling utara dan paling selatan negeri ini sekitar 1.950 km, setara dengan jarak Istanbul ke Moskwa.

Negeri yang wow? Absolutely.

Kalau kita memakai logika seorang insinyur Bacharuddin Jusuf Habibie, ribuan pulau yang terbentang di negara seluas 1.919.440 km2 ini idealnya terkoneksi dengan pesawat terbang. Bukan kapal, apalagi gethek. Tapi, yah, begitulah, sudah pada nonton film Habibie dan Ainun kan?

Saat ini sudah banyak maskapai yang menawarkan tarif murah. Alhamdulillah, hal itu memungkinkan makin banyak orang naik pesawat. Tapi, sayangnya, para penumpang itu belum sepenuhnya “sadar pesawat” dan punya manner yang baik. Contoh paling gampang adalah susah banget nyuruh mereka matiin ponsel sampai pesawat bener-bener berhenti.

Saya sering dongkol luar biasa ketika roda pesawat baru saja menyentuh landasan, sebagian penumpang serempak menyalakan ponsel masing-masing. Walhasil, saat pilot pesawat masih berusaha mengerem laju si burung besi, segala rupa ringtone sudah menggema di seluruh sudut pesawat. Sound familiar?

Jantung saya pernah nyaris copot ketika bunyi SMS nyaring terdengar dari kursi sebelah begitu pesawat baru saja landing. Kenceng bener. Ternyata, si bapak yang sudah sepuh di sebelah saya ini lupa mematikan ponselnya sepanjang perjalanan udara. Modyarrr!! Untung Gusti Allah masih memberikan keselamatan bagi kami semua siang itu.

Soal bahaya menggunakan ponsel di pesawat kayaknya nggak perlu diulas lagi ya. Pasti pada bosen. Apalagi di tiap ada insiden yang melibatkan pesawat, sudah banyak berita atau blog yang mengulas hal itu. Intinya sih jangan menyalakan ponsel karena faktor frekuensi. Kalau kurang jelas, silakan tanya Eyang Google (jangan ke Eyang Subur!).

Saya lagi pengen ngomongin “ke-absurd-an” penumpang Indonesia yang saya temui di penerbangan, baik domestik maupun luar negeri. Salah satu kejadian super konyol di mata saya adalah ketika seorang penumpang perempuan, tanpa bermaksud menjelekkan citra TKW, yang enggan duduk bersebelahan dengan penumpang pria. Saat itu, kami berada di maskapai asing yang melayani penerbangan dari Singapore ke Indonesia.

Si ibu ini mendadak histeris ketika mengetahui penumpang yang duduk di sebelahnya adalah pria. Dia meminta pramugari memindah penumpang sebelah ke kursi lain. “Saya nggak mau duduk sama laki-laki… Saya nggak mau duduk sama laki-laki,” katanya, sembari merapalkan doa minta mohon ampun.

Dengan adanya manifest penumpang, tentu tidak mudah bagi kru pesawat untuk memindah duduk penumpangnya secara sembarangan. Setelah melalui “perundingan alot” di tengah histeria si ibu, seorang pramugari (dengan bahasa Indonesia sederhana) dengan sopan meminta si ibu menunjukkan boarding pass-nya.

Ternyata oh ternyata, si ibu ini salah membaca nomor tempat duduk. Seharusnya dia duduk di antara rekan-rekannya –yang bisa dipastikan perempuan semua– tiga baris di depan tempat duduk si bapak ini. Dan, berakhirlah insiden pengusiran tempat duduk itu dengan damai.

Kekonyolan berikutnya lagi-lagi terjadi di maskapai asing. Tapi kali ini dengan rute penerbangan Amsterdam-Jakarta. Semula, saya girang ketika mengetahui orang-orang yang duduk di sekitar saya ini ternyata saudara sebangsa dan setanah air. Maklum, selama beberapa bulan sebelumnya saya sempat tidak aktif menggunakan Bahasa Indonesia.

Tapi, kegirangan saya ini hanya berlangsung sebentar. Hampir sepanjang18 jam perjalanan, saya dibuat malu melihat kelakuan norak beberapa orang kita ini. Kalau melihat gaya dan obrolannya, sepertinya mereka baru selesai mengikuti tour.

Malu #1 mereka super cerewet. Berisik banget. Mungkin mereka tidak sadar bahwa mereka berada di pesawat Boeing 777 yang mampu mengangkut 407 penumpang sekali jalan. Mungkin mereka mengira masih berada di tour bus dengan kapasitas 20 penumpang saja. Beberapa kali pandangan sinis penumpang lain tertuju ke deretan kursi mereka. Tapi, ya gimana lagi, siapa yang nggak bangga pamer pengalaman jalan-jalan ke Eropa cyynn..

Malu #2 mereka ngobrol sambil berdiri dan duduk ndelosor di depan pintu darurat. Sumpah, ini keadaan yang sungguh terjadi di penerbangan internasional itu. Padahal maskapai yang kami naiki itu tarif-nya premium, bukan penerbangan murah. Kontan, mbak-mbak pramugari berambut pirang itu segera menegur dan meminta mereka untuk duduk di kursi masing-masing. Ampun dah! Norak abis. Sekalian aja mereka duduk di lantai pesawat, main domino, sambil makan kacang dan ngrokok.

Malu #3 mereka menawar barang yang dijajakan di atas pesawat. Anjrit! Tongkrongan sih oke, liburan sih ke luar negeri. Tapi kelakuan tetep aja.. Saya masih ingat benar, mereka menawar biskuit berbentuk wind mollen yang harganya EUR20 ke angka UER10.

Kalau diterjemahkan secara bebas percakapan si tante dengan pramugari kira-kira begini.

“Mbak, ini biskuitnya harganya nggak bisa kurang?” tanya si tante.

“Wah, nggak bisa bu. Ini semua harga pas. Ibu bisa lihat di katalognya,” kata mbak pramugari.

“Haduh mbak, ini kalengnya aja udah penyok. Harusnya penumpang bisa dapet harga diskon dong..”

“Maaf ibu, ini memang harga pas. Terserah ibu jadi membeli atau tidak.”

Dan, ending-nya sodara-sodara,si tante ini akhirnya gak jadi beli soalnya duitnya kurang! Mungkin stok Euro-nya udah abis buat jalan-jalan keliling Eropa hehehe..

 
Leave a comment

Posted by on April 18, 2013 in Wheels on the Road

 

Tags: , , , ,