RSS

Aku dan Televisi Beriklan

25 Aug

Aku masih ingat betul, 24 Agustus dua puluh tahun yang lalu aku bela-belain bolos sekolah hanya demi menyaksikan siaran perdana SCTV.

Jarum jam menunjuk pukul 12 siang. Setelah diawali lagu kebangsaan Indonesia Raya, SCTV pun resmi mengudara di Surabaya.

Waktu itu, SCTV masih merupakan stasiun siaran relay RCTI. Jadi, apa yang ditayangkan RCTI di Jakarta, juga ditayangkan oleh SCTV untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan).

Nama SCTV pun bukan singkatan dari Surya Citra Televisi, melainkan Surabaya Centra Televisi.

Setelah menyaksikan dengan takzim lagu kebangsaan, dengan penuh penasaran aku melihat gaya anchor berita televisi swasta yang lebih keren dan modern, ketimbang para penyiar TVRI yang kaku bin lugu itu hehehe..

Beritanya lebih seru, dan ada iklan!

Omaigot! Waktu itu, sudah sepuluh tahun hidup di bumi, baru pada 24 Agustus 1990 aku menyaksikan iklan di televisi. Waktu itu, aku ingat betul yang ditayangkan perdana oleh SCTV adalah iklan sabun LUX.

Dengan terbengong-bengong (halah, ndeso tenan, bleh…) aku melihat bagaimana Ida Iasha memuji-muji kulit halusnya berkat sabun wangi. Sayangnya, aku lupa iklan apa yang ditayangkan berikutnya. Sebab, bagiku, kesan pertama begitu menggoda.

Sekitar tiga tahun kemudian, Surabaya mendapatkan siaran televisi swasta baru: RCTI. Ya, stasiun televisi pertama di Indonesia itu baru menyapa warga Jatim tiga tahun setelah SCTV, sang adik. Padahal, RCTI sudah lebih dulu eksis ketimbang SCTV. Akan tetapi, untuk beberapa waktu, dua stasiun televisi itu menyiarkan program yang sama.

Hingga kemudian, pada suatu hari di 1993, SCTV resmi berpisah dengan RCTI.

Pada suatu acara di malam hari, aku lupa judul acaranya, kedua televisi “kakak-beradik” itu menyiarkan acara yang sama. Hingga di tengah acara, setelah ada seremoni khusus, SCTV resmi berpisah dengan RCTI dengan menyiarkan acara berbeda.

Ternyata, “perpisahan” itu membuat kantor pusat SCTV pindah dari Surabaya ke Jakarta. Sebab, SCTV, seperti halnya sang kakak RCTI, juga menyiarkan program ke seluruh Nusantara.

Bagi warga Surabaya, SCTV masih meninggalkan “jejak” berupa Bunderan SCTV (bukan Bunderan HI, rek hehe..). Jalanan di depan bekas kantor pusat SCTV itu sempat menjadi kawasan favorit untuk balap motor liar.

Kini, kedua stasiun yang semula kakak-beradik itu benar-benar menjadi dua entitas yang berbeda. Keduanya memiliki program dan gaya siaran yang berbeda. Dan, tentu saja, saling berkompetisi untuk merebutkan rating paling bagus.

Happy Birthday SCTV (dan RCTI, tentunya)!!

 
Leave a comment

Posted by on August 25, 2010 in Pariwara dan Para Pewarta

 

Tags: , , , , , ,

Leave a comment