Saya menemukan iklan Lifebuoy versi Saving Life (India) ini tanpa sengaja. Via Youtube. Biasanya, saya selalu tak sabar meng-klik tulisan “skip ad” pada iklan yang mejeng sebelum video favorit diputar di Youtube. Tapi, tidak demikian dengan iklan Lifebuoy yang ini. Saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Menikmati iklan itu dari awal sampai akhir, sampai habis tiga menit penuh.
Tak seperti iklan sampo atau obat batuk yang diawali dengan musik atau voice over penuh semangat, iklan Lifebuoy besutan Lowe Lintas and Partners ini justru diawali dengan suara lenguhan sapi dan ciap ayam. Ini aneh. Ini iklan apa trailer film?
Rasa penasaran makin dibangun berbarengan dengan rasa penarasan si anak ketika melihat jejak tangan di tanah (0:10). Iki tangane sopo? Selanjutnya kita akan dibuai dengan musik India-he yang penuh kendang-kempul itu, tanpa menyadari si pembuat iklan dengan cerdasnya telah mengikat penonton untuk memperhatikan alur cerita iklan sampai habis.
Hingga pada detik ke-20, si Muthu, bocah kecil yang penasaran, menemukan ayahnya sedang berjalan dengan kedua tangannya menuju sebuah tempat. Masyarakat pun ramai-ramai mengikuti ayah Muthu (termasuk saya dan penonton iklan ini), juga seorang turis perempuan yang penasaran dengan serombongan penduduk lokal melintas persawahan dengan hebohnya (menit 1:10).
Turis perempuan itu pun akhirnya mengikuti rombongan hingga ayah Muthu berhasil mencapai bukit – dengan segala rintangan medan – dan bertemu pendeta. Ternyata, si ayah ini hendak mengucap syukur pada Tuhan bahwa hari itu Muthu berulang tahun yang ke-5.
“Apa pentingnya usia ke-5?” tanya si turis perempuan (menit 2:15), seakan mewakili rasa penasaran seluruh penonton. Ternyata, si ayah sangat bersyukur karena Muthu merupakan anak satu-satunya yang berhasil hidup selamat sampai usianya menginjak lima tahun. Trenyuh!
Di India, dan mungkin di negara berkembang lainnya, angka kematian bayi dan balita masih cukup tinggi. Penyakit semacam diare dan pneumonia digadang menjadi penyebab utama. Di sini, Hindustan Unilever (via Lifebuoy) dengan cerdasnya menggagas iklan yang mengedukasi pentingnya cuci tangan (tentu saja pake sabun Lifebuoy!)
Pendekatan iklan Lifebuoy versi Saving Life ini benar-benar menyentuh alam bawah sadar manusia mengenai pentingnya mencuci tangan, diperlihatkan dengan betapa bersyukurnya si ayah karena Muthi berhasil selamat sampai usia lima tahun dan kalimat penutup yang mak jleb! “Lebih dari 2 juta anak di bawah 5 tahun meninggal akibat diare dan pneumonia.”
Tidak sekadar menyajikan iklan kampanye cuci tangan dengan visualisasi bocah-bocah SD berlarian melintasi pipa-pipa panjang berujung keran dan mencuci tangan ramai-ramai pake sabun di depan sekolah, Ah, ini mah resep estede bangetttt..
Bila iklan yang tayang di Youtube (dan Facebook) berdurasi tiga menit, pihak Hindustan Unilever juga akan membuat versi 90 detik untuk tayang di televisi. Chief Creative Officer R. Balki dan Creative Director Amer Jaleel berhasil memberikan arti baru mengenai periklanan. This is the new advertising – where you don’t advertise.